Thursday, January 5, 2017

fertilitas


Fertilitas merupakan kemampuan berproduksi yang sebenarnya dari penduduk (actual reproduction performance). Atau jumlah kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang atau sekelompok perempuan.Kelahiran yang dimaksud disini hanya mencakup kelahiran hidup, jadi bayi yang dilahirkan menunjukan tanda-tanda hidup meskipun hanya sebentar dan terlepas dari lamanya bayi itu dikandung.
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seseorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fekunditas, sebaliknya, merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak. Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas. Natalitas mempunyai arti sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita dengan adanya tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak, bergerak, jantung berdenyut dan lain sebagainya. Sedangkan paritas merupakan jumlah anak yang telah dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan, maka disebut dengan lahir mati (still live) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran.
Kemampuan fisiologis wanita untuk memberikan kelahiran atau berpartisipasi dalam reproduksi dikenal dengan istilah fekunditas. Tidak adanya kemampuan ini disebut infekunditas, sterilitas atau infertilitas fisiologis.Pengetahuan yang cukup dapat dipercaya mengenai proporsi dari wanita yang tergolong subur dan tidak subur belum tersedia. Ada petunjuk bahwa di beberapa masyarakat yang dapat dikatakan semua wanita kawin dan ada tekanan sosial yang kuat terhadap wanita/ pasangan untuk mempunyai anak, hanya sekiat satu atau dua persen saja dari mereka yang telah menjalani perkawinan beberapa tahun tetapi tidak mempunyai anak. Seorang wanita dikatakan subur jika wanita tersebut pernah melahirkan paling sedikit seorang bayi.
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas (kematian) karena seorang wanita hanya meninggal sekali, tetapi dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Kompleksnya pengukuran fertilitas ini karena kelahiran melibatkan dua orang (suami dan istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal). Seseorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya, seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak, tidak berarti resiko melahirkan dari wanita tersebut menurun.
Pengukuran fertilitas kumulatif ialah mengukur jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia subur. Sedangkan pengukuran fertilitas tahunan (vital rates) ialah mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut.

1. Pengukuran Fertilitas Tahunan
Pengukuran fertilitas tahunan hasilnya berlaku untuk periode waktu tertentu, seperti dalam perhitungan tingkat kelahiran kasar (CBR) di tahun 1975, akan berlaku pada periode tahun 1970-1980. Pengukuran fertilitas tahunan dapat meliputi:

1.1 Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate)
Tingkat fertilitas kasar didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun, dengan rumus dapat ditulis sebagai berikut:
CBR = P / Pm x k
 Dimana:
            CBR    = Crude Birth Rate atau Tingkat Kelahiran Kasar
            Pm       = Penduduk pertengahan tahun
             k         = Bilangan konstan yang biasanya 1.000
             B        = Jumlah kelahiran pada tahun tertentu

1.2 Tingkat Fertilitas Umum (General Fertility Rate)
Tingkat fertilitas umum yaitu perbandingan jumlah kelahiran pada tahun tertentu dengan jumlah penduduk        perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun, dengan rumus dapat ditulis sebagai berikut:

GFR = B / Pf (15-49) x k

Dimana:
GPR                = General Fertility Rate atau Tingkat Fertilitas Umum
Pf (15-49)        = Jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
B                     = Jumlah kelahiran pada tahun tertentu

1.3 Tingkat Fertilitas Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate)

ASFRi = Bi/Pfi x k
 Di antara kelompok perempuan usia reproduksi (15-49) terdapat variasi kemampun melahirkan, karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas perempuan pada tiap-tiap kelompok umur. Perhitungan tersebut dapat dikerjakan dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:
ASFRi             = Tingkat Fertilitas Menurut Umur i
Bi                    = Jumlah kelahiran bayi kelompok umur i
Pfi                   = Jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun
k                      = angka konstanta = 1.000


1.4 Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran ( Birth Order Specific Fertility Rates)
Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penting untuk mengukur tinggi rendahnya fertilitas suatu negara. Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran dapat ditulis dengan rumus:

BOSFR = Boi/Pf (15-49) x k
 
Dimana          
BOSFR           = Birth Order Specific Fertility Rate
Boi                  = Jumlah kelahiran urutan ke i
Pf (15-49)        = Jumlah perempuan umur 15-49 pertengahan tahun
k                      = Bilangan konstan = 1.000

1.5 Standarisasi Tingkat Fertilitas (Standardized Fertility Rates)
Teknik standarisasi yang digunakan dalam fertilitas sama dengan teknik standarisasi yang digunakan untuk pengukuran mortalitas. Kalau diketahui tingkat fertilitas menurut umur di negara A dan B, dan ingin dibandingkan tingkat kelahiran umum di kedua negara tersebut, maka tingkat fertilitas menurut umur dikalikan dengan jumlah penduduk standar dari masing-masing kelompok umur.[1]

2. Pengukuran Fertilitas Kumulatif
Pengukuran fertilitas kumulatif yaitu mengukur rata-rata jumlah anak laki-laki dan perempuan yang dilahirkan oleh seorang perempuan pada waktu perempuan itu memasuki usia subur hingga melampui batas reproduksinya (15-49 tahun). Ada tiga macam ukuran fertilitas kumulatif yaitu:

2.1 Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility Rates)
Tingkat fertilitas total didefinisikan jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan tiap 1.000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan, tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode tertentu.
Dalam praktek Tingkat Fertilitas Total dikerjakan dengan menjumlahkan Tingkat Fertilitas Menurut Umur, apabila umur tersebut berjenjang lima tahunan, dengan asumsi bahwa tingkat fertilitas menurut umur tunggal sama dengan rata-rata tingkat fertilitas kelompok umur lima tahunan, maka rumus dari Tingkat Fertilitas Total adalah sebagai berikut:

TFR = 5 å ASFRi

Dimana:
TFR     = Total Fertility Rate
å          = Penjumlahan tingkat fertilitas menurut umur
ASFRi = Tingkat fertilitas menurut umur ke i dari kelompok berjenjang 5 tahunan

2.2 Gross Reproduction Rates
Gross Reproduction rate ialah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1.000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya, seperti Tingkat Fertilitas Total. Perhitungan Gross Reproduction Rate sebagai dibawah ini.

GRR = 5 ∑i SFRfi

Dimana :
ASFRfi adalah tingkat fertilitas menurut umur ke-i dari kelompok berjenjang 5 tahunan

2.3 Net Reproduction Rates
Net Reproduction Rate ialah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis dari 1.000 perempuan dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan perempuan-perempuan itu sebelum mengakhiri masa reproduksinya. Dalam prakteknya perhitungan Net Reproduction Rate dapat didekati dengan rumus di bawah ini:

NRR = Σ ASFRfi x  nI-x/Io
 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Fertilitas Penduduk
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor demografi dan faktor non demografi. Faktor demografi diantaranya adalah: struktur umur, struktur perkawinan, umur kawin pertama, paritas, disrupsi perkawinan dan proporsi yang kawin. Sedangkan faktor non demografi antara lain, keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan stasus perempuan, urbanisasi dan industrialisasi. Variabel-variabel di atas dapat berbengaruh secara langsung terhadap fertilitas, ada juga berpengaruh tidak langsung.[2]

Pengaruh Fertilitas
Menurut Ida Bagus Mantra (1985), terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi fertilitas yang dibedakan atas faktor-faktor demografi dan faktor-faktor non demografi. Faktor-faktor demografi antara lain: struktur atau komposisi umur, status perkawinan, umur kawin pertama, keperidian atau fekunditas, dan proporsi penduduk yang kawin. Factor-faktor non demografi antaranya keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi dan industrialisasi. Factor-faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung ataupun tidak langsung terhadap fertilitas.



[1] Ida Bagoes Mantra. Demografi umum. (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2003) hal. 51 – 53.
[2] Ibid. hal.57.